Cukup sulit bagi saya mengangkat cerita tentang Pokhara. Karena saya tiba di kota ini sore hari dan keesokan harinya sudah harus bersiap untuk penerbangan ke Jomsom.
Pokhara dapat ditempuh dengan menggunakan tourist bus sebesar 20$, 5 – 7 jam dari Kathmandu. Kumpulan bus nya berada di sekitar Ratna Park (Kathmandu) dan membutuhkan 5 menit untuk cari bus ybs, fyuh.. harga bus relative dari public bus hingga tourist bus. Dan bus rata-rata tidak ber AC, jadi harap tanya – tanya dulu sebelum pesan tiket.
Suasana Pokhara kurang lebih seperti Ubud lah, banyak toko souvenir di sekitar Phewa Lake, restoran, resort, dan pastinya kota ini lebih manusiawi, karena tidak terlalu padat, lebih bersih, dan hectic seperti Kathmandu.
Di Pokhara saya menginap di Hostel Trekkers Inn, cuma 3 menit jalan kaki dari Phewa Lake, dikelilingi oleh banyak restoran Eropa seperti pizza, dan massage, absurd sih memang tapi bener deh ini lidah saat itu udh ngga sanggup makan – makanan berbau India, again. Dan senangnya lagi, saya mendapatkan kamar 305 dan saat buka jendela bisa mendapatkan view Macchapucchre (The Fish Tail).
Oke, gambar ini boleh comot dari wikipedia, haha.. ya emang kl dari dekat bagusnya kayak begini, cm waktu itu suasana sangat berkabut, dan itu aja udh syukur bisa dapat gambarnya dari jendela hotel. Yes, Macchapucchre adalah gunung dengan snow cover pertama yang saya bisa saya lihat.
Ada beberapa tempat wisata di Pokhara, seperti World Peace Pagoda, Tibetan Refugee, Mahadev Cave, Devi’s fall, dll. Jangan lupa untuk mencoba naik ke Sarangkot untuk melihat sunrise ya.
Saya banyak miss di Pokhara, kenapa?? Karena saya baru bisa explore Pokhara setelah pulang dari trekking saya ke Muktinath.
Jadi saat di Pokhara yang saya lakukan adalah ke World Peace Pagoda, dan WPP ini luar biasa bikin capek, soalnya naik tangga tinggi.. dan sampai di atas jika langit bersih bisa mendapatkan pemandangan The Fish Tail, dan Annapurna Range. Sayangnya saat itu langit berawan sekali, jadi di atas saya cm melihat kota Pokhara dari atas. Naik ke WPP nya juga tidak (bodohnya saya) sudah terlalu capek soalnya, jd cuma foto2 aja dekat Pagodanya.
Lalu destinasi selanjutnya adalah Tibetian Refugee Camp, di sana terdapat sekolah untuk para refugee, toko souvenir, dan rumah – rumah tempat mereka tinggal. Saat sampai di sana, ternyata toko refugee nya tutup, dan ditanya oleh supir kami apakah kami mau turun untuk lihat – lihat, lalu kami bilang, NO! Pingin juga sih turun, tapi saya dari Muktinath, dan ngga jauh beda lah tampang – tampang nya mereka. Jadi skip lah destinasi ini.
Oh iya, jauh – jauh ke Pokhara, tidak afdhol kayakny kalau tidak mencoba naik perahu di Phewa Lake. Pemandangan di Phewa Lake ini kalau langit biru tanpa awan akan indah sekali. Sayang waktu saya berada di sana, langit penuh dengan awan. Jadi ngga dapat deh Annapurna Range yang mengelilingi Pokhara.
Mungkin karena saat itu saya udh capek sekali sehabis 3 malam trekking Jomsom – Muktinath, jd kok rasanya malas sekali keliling Pokhara, ditambah lagi pernah beberapa blog tentang Pokhara, kok tempat wisatanya tidak terlalu bagus ya, dan benar saja ke Devi’s Fall ya begitu aja.. Mahendra Cave juga ya begitu aja.. masih istimewa goa di sini deh.
Oh iya, saat ke Pokhara jgn lupa untuk ke View Lake Resort, Ngga usah dibayangkan mentang – mentang belakangnya Resort, maka semua jadi mahal. View Lake Resort ini punya restoran juga, dan restoranny selalu kasih tarian khas Nepal dari jam 7 malam hinggal 10 malam. Jadi kl pun uang tinggal sedikit, bisa lah order Masala Tea, sambil liat tarian – tarian Nepal dari beberapa daerah.
Pada saat saya harus balik ke Kathmandu, barulah langit tampak bersih, dan seluruh range Macchapuchare dan Annapurna terlihat jelas, besaaarr.. mengitari kota. Wow.. rangenya lebih panjang dari yang saya lihat di Jomsom, luar biasa. Sayangnya saat itu tas sudah dipacking dengan sempurna dan kamera saya ada di dalam tas dan sulit buat bongkar. Jadilah hanya saya dan teman – teman yang menikmati pemandangan itu. Saat melihat range Himalaya tersebut yang terpikirkan oleh saya adalah, bisa ngga sih kita ngga usah pulang ke Kathmandu, tapi putar ke Sarangkot sekarang.. atau ke World Peace Pagoda. Tapi tiket van sudah dibeli, jadi dengan berat hati saya harus meninggalkan Pokhara. Tapi saya bertekad buat balik lagi k sana. Insya Allah, Amiinn..
Kira – kira seperti di atas pemandangan yang saya lihat, saya masih ingat sekali Guide saya menyebutkan peak tersebut satu persatu. Saya pribadi jarang – jarang pergi ke luar negeri dan yang pingin paling dicari adalah nature, No.. saya lebih suka berinteraksi dengan orang – orang local, menelusuri budaya dan mempelajari pola kehidupan mereka. Tapi di Nepal ini, khususnya di Pokhara, pemandangan Annapurna Range inilah yang membuat saya ingin kembali lagi ke sini. Saya berdoa kepada semua dewa – dewi yang ada di Nepal, most welcome for me to back to Nepal again. Amin.
0aj81c
710lyg
w8n386
m42ipe
xtxx8z