Kita memang berencana untuk trekking 1 hari. Setelah malam hari bertemu salah satu guide yang akan menemani kami semua ke Dhampus. Setelah all screening process, akhirnya saya dan guide sepakat kalau rute yang akan dilalui adalah, Kunde – Australian Camp – Dhampus – lalu berakhir di Phedi.
Wawancaranya sederhana, berapa usia peserta, apakah ada yang mempunyai penyakit tertentu, dan apa tujuan trek ? Ya, saya sih cm jawab, mereka dalam keadaan fit, umur sekian, sekian, dll. Tujuan treknya, village life sukur sukur bisa lebih dekat liat Annapurna Range. Dan taksiran saya trek 4 – 6 jam (slowly walk). Akhirnya dikasihlah rute di bawah. Kira – kira skenarionya begini (bisa juga dicontek nih..), Kita diantar ke Kande sekitar 45 menit – 1 jam dari lake side, naik van. Lalu climb up.. kira – kira 2 jam kl slowly walk. Treknya naik ya… kalo bukan tanjakan, berarti ada tangganya.. gitu aja. Dan sampai di Australian Base Camp, di sana bisa makan siang, bisa liat pemandangan Annapurna Range. Lalu kita akan evaluasi, apakah akan lanjut ke Dhampus lalu ke Phedi. Turun ke Dhampus lebih berat karena trek nya butuh waktu 4 jam sampai di Phedi (trek turun). Nanti di Phedi akan dijemput dengan van, lalu kembali ke Pokhara. Jika di Australia camp semua peserta sudah tidak kuat, maka kita akan kembali ke Kande (start point), mungkin hanya butuh 1 jam untuk turun (slowly).
Akhirnya kita start ke Kande jam 7 pagi. Dan sampai di Kande jam 8. Semua peserta sudah siap naik ke atas. Turun dari mobil, dan lihat ujung bukit yang akan menjadi tujuan utama. Wiihh cukup jauh juga ya.. tinggi pulak. Tapi ngga ada pilihan lain.. hayuukk.. warming up.. sekalian juga ini untuk pemanasan saya sebelum ke Everest Region, 3 hari setelahnya (ngga pulang2 euy).
Yah, yang namanya ngga pernah olah raga kan.. walaupun naik sebentar juga capek lumayan.. Pagi itu cuaca juga tidak mendukung, bukan mau hujan.. tp terlalu berkabut. Dari Pokhara ke Kande, itu sebenarnya bisa lihat Annapurna Range, tp sayangnya ya gitu.. mengecewakan lah.. jadi cm dapat remang – remang aja, kl lihat langsung sih bisa keliatan, tp kl diabadikan dengan kamera yaa.. gagal. Makanya harus ke Dhampus.. biar tau seperti apa pemandangannya.
Baru beberapa langkah naik, kami sudah bertemu dengan beberapa anak sekolah yang akan berangkat, pakaianny seragam sama seperti daerah – daerah lain di Nepal. Di Kande, rumahny terlihat agak kumuh. Mungkin di sini memang hidup lebih sulit, karena persaingan lebih ketat dan lebih banyak penduduk. Namun village life nya sudah mulai kental. Di gambar sebelah kanan contohnya, mereka memelihara lebah untuk diambil madu yang sarangnya diletakkan di samping kamar lantai atas.
Kami dibantu oleh Dipak sebagai guide kami. Dipak very helpful, yah.. standard guide lah.. tapi yang membuat dia berbeda adalah, Dipak ini orangny terbuka sekali, dia tidak segan – segan cerita tentang keluarganya, sekolahnya, anak – anaknya. Dan yang paling saya senang adalah, dia ini bukan sekedar mountain guide, tapi juga mempunyai kemampuan menjadi city guide. Karena banyak sekali cerita Mythology Hindu yang dia ketahui, juga tentang Gurkha’s Army.. Sepanjang jalan kerjanya dia itu cuma ngoceehh aja.. Ada 2 orang mountain guide yang saya kenal dan dia benar2 kompeten seperti Dipak. 1 orang bernama Shiva, guide teman Belgia yang tahun lalu ke Muktinath, dan 1 lagi Harikrishna, teman baik saya di Nepal. Namun Hari sudah jarang melakukan guiding, karena banyak sekali project charity yang dia kerjakan. Nah, yang ingin menggunakan jasa Dipak bisa langsung ke blog nya dia www.sapkotadipak.com.np. Bilang aja rekomendasi dari stalkingnina.
Karena kecepatan personil grup 200 ini beda – beda, jadi aja semua mencar – mencar.. Awal – awal Dipak bersama Willy, Mas Arman, dan Rizki, mba Diana masih bersama saya di belakang. Sedangkan mas Suko…. ahh mungkin dia udh sampai di Dhampus kali… lari duluan sih dia.. alasanny tes lutut.. *ciee yang mau ke everest.. trekking 1 hari ini ngga usah ribet – ribet.. cukup pakai sepatu running.. ngga usah ribet2 beli sepatu trekking jika ngga punya. Atasan pakai dryfit.. saya malah cm pakai baju lengan panjang yang ngga pernah ganti sejak hari pertama *gila. Dipak malah pakai kemeja kotak2 biasa.. Yah namany jg trek jalan santai.. Ngga usah bawa kompor, ga usah bawa baju ganti..
Akhirnya saat kami naik ke Australia Camp, kami berpisah.. saya jalan sendiri, 4 cowok sudah di depan, Dipak dan mba Diana ada di belakang. Dipak bilang, cuma ada 1 jalan ke Australia Camp, jadi ngga mungkin nyasar. Ya sudah.. saya ikuti jalan aja.. dan sepanjang jalan juga ramai porter, dan trekker2 lainnya. Di jalan malah saya bertemu dengan seorang bule dari UK, yang dulunya dia bekas UK Army.. dia bisa berbahasa Nepal sangat fasih, karena dulunya dia bekerja dengan pasukan Gurkha. Dia sempat tanya, “is it your first time to Nepal?” dan saya jawab, “no..this is my 3rd times”. Dan dia tanya lagi, “what makes you come back here again and again ?” dan saya bilang.. “i dont really understand, but here i found my truly happiness, and sometimes this Himalaya just calling my name”. dan dia bilang.. “that also happend to me..,this maybe the 26th for me, and be prepared for that..” And we just laugh together.. lalu saya bilang ke dia, “see you at Base Camp, i need to catch up my friends, they left me already.. “.
2 jam naik lumayan juga sih.. bikin ngos-ngosan. ingetnya saat itu angin lumayan kencang, udara sejuk, matahari menyengat.. treknya sebenarnya hanya sulit di awal. Jadi nanjakk… teruus tinggi.. lalu setelah itu agak belok ke kanan.. dan saat sudah belok kanan itu sudah bukan tangga, jadi jalan ascending.. tp lebih landai. Dan jalaann luruss… hingga sampai camp.
Setelah 2 jam naik, akhirnya kami sampai di Australia Camp. Tempat ini diberi nama demikian karena banyak orang Australian dulunya beristirahat di sini sebelum melanjutkan perjalanan ke Annapurna. Di sini kita bisa menginap karena banyak lodge di camp. Dari yang murah meriah, hingga yang buat honeymoon sederhana. Saat saya sampai di camp, Annapurna South masih menampakkan dirinya, tapi tetap saya tidak bisa foto. Australia Camp ini berada di ujung bukit. Jadi pemandangan sekeliling itu ya.. Annapurna Range. Sayangnya.. berat deh nulisnya.. cuacanya berkabut.. jd ya ngga bisa difoto.
Mungkin next trip untuk ke Dhampus ini saya akan membuat bermalam di sini, dan skip ke Sarangkot. Karena sejujurnya view nya lebih bagus di sini, dan Annapurna Range sejatinya lebih bagus dilihat dari sini, ngga perlu pagi2 naik mobil kejar sunrise.. di sini cukup buka jendela aja, with fresh air, cool wind, and some birds around. Bisa lari – larian, ngopi – ngopi cantik.. jelekny cm 1, ngga ada tukang dagang pashmina.. hahaha…
Sesampainya kita di Australia Camp, kita akhirnya lunch di sini *lunch nya mahal… hiks. Setelah itu karena grup 200 ternyata baik – baik aja.. jadi kita lanjutkan perjalanan kita ke Dhampus, horee… jadi kami berjalan turun selama 4 jam. Dan ternyata Dhampus – Phedi itu settlementnya desa sekali saudara – saudara. Rumah – rumahny unik. Mungkin saya pribadi jika tidak bawa peserta tour, akan cari akal supaya bisa nginap semalam dua malam di sana. Untuk saya, jujur belum pernah melihat model rumah seperti ini, katanya si model rumah itu dari suku Gurung.
Gurung itu ya.. penyuplai orang – orang kuat Gurkha. Tentara Gurkha masih digunakan oleh British Army, dan Singapore. Testnya? wiihh dari 200 orang cm max 4 orang yg lolos. Gurkha tidak dilatih di Nepal, dan berbeda dengan Nepal army. Jadi perekrutan cuma ada 2, di Pokhara, dan di Dharan (South Part of Nepal) masih ingat Dipak, seorang anak SMP yang saya temui di Gorkha Durbar Square? Nahh.. dia berasal dari Dharan sana.. Banyak orang yang bercita – cita menjadi Gurkha. Setelah berbincang – bincang tentang Gurkha, saya sempat bertanya, apakah tentara Gurkha di UK mendapatkan gaji yang sama seperti British Army pada umumnya, apakah mereka mendapatkan tempat tinggal layak seperti orang local disana? Dan jawabanny cukup membuat shock “Tidak!” Damn!!! Tapi Dipak (guide) bilang, tahun ini atau tahun lalu ya.. sudah ada peraturan baru kalau keluarga bisa dibawa ke UK, istri dan orang tua, dan dibiayai untuk hidupnya. Ahh.. syukurlah.. Tapi saya yakin 100% orang tua mereka akan lebih memilih tinggal di desa – desa seperti ini.
Akhirnya tidak terasa kami berjalan cukup lama.. 4 jam.. dan sampai di Phedi, Dipak tetap saja ngoceh cerita – cerita pengalamannya trekking ke beberapa kawasan di Nepal. Akhirnya kami dijemput oleh Syam di Phedi, dan Syam langsung complain, saya tunggu kalian 9 jam.. mati gayaaa….. haha.. akhirnya kami masuk mobil dan kembali ke Pokhara. Kami berpisah dengan sementara dengan Dipak, karena dia harus menemui tamu nya orang Jerman yang akan pergi ke Annapurna. Lalu kami farewell dengan Dipak di The Harbour Restaurant dekat Trekkers Inn. Mmmm.. makanannya enak – enak.. dan ternyata.. malam itu pun makan malam kami terkahir karena besok kami harus kembali ke Kathmandu, Shopping – shopping lagi, re-packing ini itu.. dan kembali ke Airport.
auzfel
4rrux0
8u34xq
8a0xms