• HOME
  • TOUR PACKAGE
  • WHY TRAVEL WITH US
  • ABOUT ME
  • CONTACT
  • Home
  • Life Thoughts
  • Jomsom – Muktinath, Trekking Through The Sacred Himalaya – 2
May 30, 2016

Jomsom – Muktinath, Trekking Through The Sacred Himalaya – 2

Life Thoughts/Nepal
Jomsom – Muktinath,  Trekking Through The Sacred Himalaya – 2
Jomsom – Muktinath,  Trekking Through The Sacred Himalaya – 2

Setelah keliling di Kagbeni, dapat dipastikan penduduk di Kagbeni bergantung pada pertanian, walaupun ladangnya tidak besar, dan hanya cukup untuk satu perkampungan tersebut. Mereka menanam gandum dan millet, beberapa keluarga juga berternak kambing dengan bulu yang panjang. Di Mustang area, etnis penduduknya adalah Thakali dan Tibetan Gurung, mereka percaya pada Tibetan Buddhism. Etnis yang sama juga dapat dijumpai di Muktinath.

Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery

Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery

Di Kagbeni ada satu monastary kuno, Tibetan Monastry bernama Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery. Monastery ini  berdiri tahun 1429, 500an tahun yang lalu oleh Great Lama Tenpai Gyaltsen of Tibet.  Walaupun umurnya sudah sangat tua, koleksinya sungguh luar biasa. Gambar patung – patung Buddha kuno masih sangat bagus, walaupun ada beberapa koleksi yang tidak bisa dipertahankan dan tidak dapat direstorasi. Tulisan doa kitabnya pun masih terselamatkan. Monastery ini sangat menggambarkan betapa Kerajaan Mustang jaman dahulu sangat erat kaitannya dengan Tibetan Buddhism.  Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery, sempat dihentikan kegiatan spiritualnya karena kekurangan dana dan tidak adanya leader yang kompeten. Beruntung kami mendapatkan guide yang dapat berbahasa inggris dengan sangat baik. Dia adalah seorang mahasiswa asal Jepang. Sayang tidak boleh mengambil foto di dalam Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery.

Konon sebelum tahun 1950an, penduduk Tibet menganggap Tibet sebagai negara sendiri, mereka bebas masuk ke area Tibet ataupun Nepal (sekitar Himalaya). Mereka mempunyai pemimpin sendiri, mata uang sendiri, dan melakukan ritual keagamaan yang berbeda dengan yang berada di China, sementara sekolah China mengajarkan kepada siswanya bahwa Tibet merupakan wilayah kesatuan China. Tibet mempunyai batas wilayahnya sendiri, batas buatan Tuhan, bukan buatan manusia. Secara geografis Tibet berada di atap dunia, dan itu merupakan wilayah terbaik untuk sebuah negara. Akan sulit untuk musuh menaklukan Tibet, karena sekuat apapun tentara dan kuda – kuda mereka, mereka tidak akan sanggup sampai ke area tinggi dalam waktu semalam. Mereka akan mati dengan sendirinya karena melawan alam. Sehingga dapat dikatakan bahwa Tibet tidak memerlukan baju perang di negaranya. Hidup makmur, sejahtera, dan tidak dipengaruhi dunia luar. They call it “Shangri-la”. Sampai suatu hari pemimpin China Mao Zedong atau Chairman Mao dan pasukannya sampai di Tibet, mengambil alih negara “Shangri-la” mencoba mengeksploitasi alamnya dan dia pula yang menyebabkan Dalai Lama muda terasingkan ke Dharamsala, India.

Karena hidup dengan perbedaan ideologi dan penindasan, tahun demi tahun banyak pengungsi Tibet pergi ke perbatasan Himalaya dan menetap di Nepal. Mengetahui hal tersebut, China mulai untuk menutup semua perbatasan terutama Nepal, wilayah ini merupakan perbatasan terpanjang di tanah Tibet. Namun Nepal adalah negara miskin. Mereka hidup dibawah bayang – bayang China yang kaya raya. Permintaan China ke pemerintah Nepal pastiny selalu dikabulkan. Bahkan ada yang bilang, kedutaan China di Nepal lebih kuat dari pada kedutaan Amerika. Tibetan di China menjadi minoritas, ritual keagamaan dilarang, kalaupun ada, itu hanya sisa, dan hanya didisplay untuk turis. Entah berapa banyak Tibetan Monastery yang dihancurkan pemerintah China di negaranya, dan entah berapa juta dollar dana yang terhenti karena pemerintah China tidak memperbolehkan pemerintah Nepal untuk membantu para pengungsi Tibet serta merenovasi tempat ibadah mereka. Kag Chode Thupten Samphel Ling Monastery-pun hidup dengan uang mereka sendiri, mendapatkan donasi turis dari berbagai negara secara langsung, tidak dari pemerintah Nepal.

Berbicara dengan para Refugee Tibet dan beberapa Guide tentang hal ini membuat saya berfikir 10x untuk jalan – jalan ke Tibet Autonomous Region. Untuk apa saya pergi ke wilayah bekas Shangri-la itu dengan membayar permit mahal dan susah payah harus membawa 5 orang rombongan, tetapi uang dari permit tersebut tidak pernah masuk ke kantong penduduk lokal. Sempat berfikir bahwa berfoto di depan Potala Palace (Istananya Dalai Lama) sambil bilang cheese bak di Disneyland sementara para pengungsi Tibet memberitahu bahwa tempat itu merupakan Holy Land mereka untuk beribadah yang impossible sekali untuk bisa ke sana lagi. Atau ramai – ramai mengambil foto penduduk lokal tibet yang miskin tanpa “berterimakasih dengan apapun” bagaikan melihat pertunjukan di human zoo.

***

Kagbeni –  Jharkot – Muktinath

Perjalanan hari ke – 2 saya (hari ke-2 trekking) dimulai setelah sarapan tibetan bread di New Asia Guest House, sambil menikmati pemandangan Nilgiri Peak di luar jendela. Setelah mencabut beberapa charger kamera dan handphone kami langsung berpamitan dengan yang punya hostel dan kembali berjalan seiring dengan angin. Angin pagi itu kencang sekali, dan dingin.. Kagbeni – Muktinath berarti mendaki 1 km. Karena ketinggian Kagbeni 2800 mdpl sedangkan 3800 mdpl. Kami juga sudah diwanti – wanti jikalau merasa pusing, mual, ataupun sesak napas harap memberi tahu guide kami.

Way to Upper Mustang

Way to Upper Mustang

Baru 2 menit keluar dari hostel, trekny sudah 75 derajat.. alamak.. sakit perut saya.. belum juga pemanasan. Trekking pagi hari sangat menarik, karena banyak orang yang sudah memulai hari nya berangkat kerja. Dan banyak sekali pekerja yang mengambil batu di tebing, tanpa peralatan keamanan. Laki – laki dan perempuan. Di sini kalau mau bicara tentang kesetaraan gender, tidak ada gap diantara mereka. Pekerjaan memecah batu, meladang, dan memanggul batu juga dikerjakan oleh wanita.

Hari semakin siang dan semakin panas, angin juga makin kencang. suhu maksimum siang hari kira – kira 18 – 20 derajat. Lumayan untuk pakai windbreaker. Trek hari ini benar – benar menguras tenaga karena berjalan dari bukit ke bukit. Entah berapa bukit yang kami lewati. Di sepanjang perjalanan tidak ada rumah penduduk. Jadi memang dry landscape dan kami berjalan sepanjang bukit, gersang dan berdebu.

Beberapa kali kami bertemu traveller yang menggunakan mountain bike. Kawasan ini banyak dilalui dengan sepeda. Karena treknya yang tidak terlalu tinggi dan rata – rata adalah Nepali flat. Ingat ya, Nepali flat!!

 

Way to Jharkot

Way to Jharkot

Hitchhike a Tractor

Hitchhike a Tractor

 

Setelah kira – kira 3 jam perjalanan, langkah sudah semakin berat, apalagi trekkny yang lumayan naik, dan ternyata banyak juga traktor yang lalu lalang. Saya langsung bilang ke Sagar, guide saya, cuy.. gw capek nih, lo tanyain donk sama itu abang traktor, kita boleh numpang ngga ?? dan akhirnya sambil duduk2 nunggu si abang traktor lewat dan dia bilang, boleh.. naik aja.. gw cm bawa semen, emang ngga takut kotor?? .. tanpa berfikir lama akhirnya kita semua naik traktor, ihiww…

Kami naik traktor sampai ke rumah singgah sebelum sampai Jharkot. Banyak tukang – tukang traktor berhenti di sana untuk istirahat. Di sana juga saya bertemu bocah perempuan bermuka Tibetan, bermata coklat dan berambut pirang. Dan senangnya, dia bisa bahasa inggris sedikit – sedikit. Saya bertanya di mana saya bisa buang sampah? dia bilang di dapur.. , Dia meminta permen pada saya, tapi saya tidak punya. Dan saya dilarang untuk membawa permen dan memberikan ke anak – anak di sekitar Jomsom, karena permen cepat sekali merusak gigi anak, dan di sana tidak ada dokter gigi. Akhirnya saya berikan Tibetan Bread yang saya bawa dari Guest House pagi itu.

Girl near Jharkot

Girl near Jharkot

You see the Building in Red, That is Jharkot

You see the Building in Red, That is Jharkot

Dari rumah singgah pinggir jalan, Jharkot sudah terlihat, katanya butuh waktu 45 menit ke sana. Nyatanya 1.5jam. Capek juga bo! padahal Nepali Flat loh, Suasana Jharkot hamir sama dengan desa – desa yang lain. Tidak ramai, malah cenderung sepi, beberapa rumah mempunyai kompor tenaga surya, modelnya seperti parabola besar, lalu di tengahnya ditaruh panci untuk memasak. Kami tidak tinggal lama di Jharkot, cukup hanya makan siang saja sambil ngobrol2 dengan traveller dari Brazil yang sudah keliling Indonesia, kemudian istirahat sebentar. Cuaca pegunungan cepat sekali berubah. Waktu sampai di Jharkot, suhu agak panas saya masih memakai windbreaker, dapat 30 menit, suhu turun drastis. Kamipun yang tadinya duduk – duduk di teras memilih makan di ruang makan. Setelah makan, suhu tambah dingin sampai kami harus menggunakan sarung tangan. Karena mengejar waktu, kami pun menuju Muktinath, kira – kira masih 1.5jam lagi.

Jharkot

Jharkot

Tertatih – tatih, tanjakan makin curam, angin makin kencang dan berdebu, angin dingin mulai juga menghampiri. tapi pemandangan sangat indah, karena kami berada di perut gunung. Trek Jomsom – Muktinath ini sebenarnya mudah, kl kamu capek, tinggal lambaikan tangan ke kuda ataupun jeep yang wara wiri sepanjang jalan sebagai tanda menyerah. Kami sempat duduk – duduk di pinggir jalan sambil memperhatikan keluarga di sana. Rata – rata keluarga di sana berpakaian lusuh, kotor, rambut kotor, kulit kotor, dan pipi merah terbakar. Saya tanya kepada Sagar (Sagar means Ocean, bagus ya namanya), Cuy, orang orang di sini kalo mandi berapa kali sehari ?  Dan dia bilang, di sini orang mandi tidak tiap hari, tapi pasti mereka tiap hari cuci muka dan beberapa bagian seperti tangan dan kaki. Selain dingin, air di sini juga susah, ditambah lagi bahan bakar juga susah, sehingga sulit juga untuk membuat air panas. Tapi minimal 1 bulan sekali, mereka mandi besar. Tp walaupun mandi besar dalam waktu 10 menit mereka akan kotor lagi, karena lingkungan mereka berdebu dan pekerjaan mereka juga berpeluh debu. Mereka juga kadang kekurangan sabun, oleh karena itu setiap pergi ke sini usahakan bawa sabun untuk dibagikan ke beberapa keluarga. (ingat ya.. bawa sabun!!).

A Family near Jharkot

A Family near Jharkot

Muktinath Map

Muktinath Map

Kurang dari 2 jam, akhirnya saya sampai di Muktinath, langit mulai gelap.. bukan terbenam matahari, tp sepertinya akan hujan. Sampai di Muktinath, saya langsung terpesona dengan pernah pernik yang mereka dagangkan. Displaynya kotor, mungkin bagi beberapa orang tidak menarik. Bahkan ada beberapa anting ataupun gelang yg sudah karatan. Tp saya menemukan kalung yg saya suka, sebuah pendant terukir Buddha eyes dan terbuat dari tulang yak.. simple dan sacred. Akhirny saya bayar 150rs, dan langsung saya pakai. Akhirnya Buddha eyes tersebut terpasang di leher saya bersama dengan pendant Ganesha yang saya beli di Bhaktapur. Dua “Dewa” penting yang dikagumi di Nepal, semoga perjalanan saya selamat sampai akhir bersama Mereka.

to be continued..

JharkotkagbeniMuktinathRefugeeTibet
Previous Post
Jomsom – Muktinath, Trekking through the sacred Himalaya – 1
Next Post
Jomsom – Muktinath, Trekking Through The Sacred Himalaya – 3

Nina

--

You May Also Like

No Image
January 15, 2019

Belt and Road Initiative – Beijing State of Mind

Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
December 21, 2018

Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region

Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa
Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa
Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa
Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa
Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa
December 20, 2018

Himalayan Rhapsody 2 – Reaching Lhasa

Himalayan Rhapsody 1 – Knowing Tibet
May 10, 2018

Himalayan Rhapsody 1 – Knowing Tibet

OPEN Trip to Nepal 6D/5N – Kathmandu – Pokhara – Australian Camp (2018)
OPEN Trip to Nepal 6D/5N – Kathmandu – Pokhara – Australian Camp (2018)
OPEN Trip to Nepal 6D/5N – Kathmandu – Pokhara – Australian Camp (2018)
June 3, 2017

OPEN Trip to Nepal 6D/5N – Kathmandu – Pokhara – Australian Camp (2018)

Plan to Do Individual Trek to Himalaya, These What You Should Prepare
April 8, 2017

Plan to Do Individual Trek to Himalaya, These What You Should Prepare

Comments (23)

  1. 4eqc27

    Reply
    You have a transaction from our company. Next => https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - October 12, 2024
  2. xcy3df

    Reply
    You got a transaction from our company. Receive > https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - October 18, 2024
  3. 9afoxo

    Reply
    Email; + 1,823487542 BTC. Next >>> https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - October 27, 2024
  4. r6faf9

    Reply
    We send a gift from Binance. GET >>> https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - November 5, 2024
  5. pigtkl

    Reply
    Reminder- Withdrawing NoMS70. LOG IN > https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - November 5, 2024
  6. j4utp8

    Reply
    Ticket; Transfer №GG54. VERIFY >>> https://telegra.ph/Go-to-your-personal-cabinet-08-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - December 15, 2024
  7. lp0do5

    Reply
    You have 1 notification № 434. Go - https://telegra.ph/Ticket--9515-12-16?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - December 20, 2024
  8. p5jp67

    Reply
    We send a gift from unknown user. Take >> https://telegra.ph/Ticket--9515-12-16?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - December 21, 2024
  9. tiiemc

    Reply
    You have 1 message(-s) № 177. Open > https://telegra.ph/Message--2868-12-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - January 1, 2025
  10. 4uhlti

    Reply
    You have received a message(-s) # 123. Open >> https://telegra.ph/Message--2868-12-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - January 15, 2025
  11. cy3uph

    Reply
    Email: + 0,75475481 BTC. Verify >>> https://telegra.ph/Ticket--6974-01-15?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - January 20, 2025
  12. 09gbd2

    Reply
    Email; + 0,75877012 BTC. GET >>> https://telegra.ph/Get-BTC-right-now-01-22?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - February 4, 2025
  13. wninlw

    Reply
    Message: Operation 0.75154577 bitcoin. Continue > https://telegra.ph/Get-BTC-right-now-01-22?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - February 7, 2025
  14. 0uasf7

    Reply
    Ticket: Operation NoNP64. LOG IN > https://telegra.ph/Get-BTC-right-now-01-22?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - February 8, 2025
  15. u8idi7

    Reply
    You got a transfer from Binance. Continue >> https://telegra.ph/Binance-Support-02-18?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - February 20, 2025
  16. rz3kga

    Reply
    + 0.75769590 BTC.GET - https://telegra.ph/Binance-Support-02-18?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - March 24, 2025
  17. 83wkfu

    Reply
    + 1.405933 BTC.NEXT - https://graph.org/Message--120154-03-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - March 30, 2025
  18. 7kbwvd

    Reply
    + 1.506142 BTC.GET - https://graph.org/Message--17856-03-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - April 3, 2025
  19. dist4h

    Reply
    + 1.849473 BTC.GET - https://graph.org/Message--685-03-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - April 6, 2025
  20. 1hkq7x

    Reply
    + 1.76147 BTC.NEXT - https://graph.org/Message--685-03-25?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - April 25, 2025
  21. 6vunzk

    Reply
    Message: Operation 1,132363 BTC. GET =>> https://yandex.com/poll/HsemiBCtfopPhJGk2rGvc2?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - May 14, 2025
  22. tl7e16

    Reply
    + 1.575590 BTC.NEXT - https://yandex.com/poll/HYTE3DqXnHUqpZMyFqetue?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - May 16, 2025
  23. 6sng9k

    Reply
    + 1.282848 BTC.GET - https://yandex.com/poll/DCTzwgNQnzCykVhgbhD581?hs=61d0f21f4c2a57fcfabd6a505051273c& - May 17, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About

Nina

Nina

Categories

  • India (1)
  • Iran (2)
  • Japan (2)
  • Life Thoughts (12)
  • Nepal (23)
  • Open Trip (6)
  • Thailand (4)
  • Tibet (6)
  • Travel Ideas (5)
  • Travelling Tips (4)
  • Uncategorized (1)
  • Uzbekistan (1)
  • Vietnam (3)
  • Visa (1)

Latest Post

tibetan land outside the autonomous region, can it be survived ?
September 9, 2020
Jalur Sutera – UZBEKISTAN
September 12, 2019
Planning to Tibet, Here What You Should Prepare
Planning to Tibet, Here What You Should Prepare
February 9, 2019
Belt and Road Initiative – Beijing State of Mind
January 15, 2019
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
Himalayan Rhapsody 3 – Tibet Autonomous Region
December 21, 2018

Archives

  • ►2020 (1)
    • ► September (1)
      • tibetan land outside the autonomous region, can it be survived ?
  • ►2019 (3)
    • ► September (1)
      • Jalur Sutera - UZBEKISTAN
    • ► February (1)
      • Planning to Tibet, Here What You Should Prepare
    • ► January (1)
      • Belt and Road Initiative - Beijing State of Mind
  • ►2018 (3)
    • ► December (2)
      • Himalayan Rhapsody 3 - Tibet Autonomous Region
      • Himalayan Rhapsody 2 - Reaching Lhasa
    • ► May (1)
      • Himalayan Rhapsody 1 - Knowing Tibet
  • ►2017 (14)
    • ► November (1)
      • INDIA - Ladakh, A Journey to the Land of Lamas
    • ► June (1)
      • OPEN Trip to Nepal 6D/5N - Kathmandu - Pokhara - Australian Camp (2018)
    • ► May (2)
      • IRAN - A Glimpse into Persian History
      • Knowing These Before You Go to IRAN
    • ► April (1)
      • Plan to Do Individual Trek to Himalaya, These What You Should Prepare
    • ► March (7)
      • Namaste Nepal! Day - 7, It is Hard to Say Goodbye
      • Namaste Nepal! Day - 6, One Day Trek to Dhampus
      • Namaste Nepal! Day - 5, Sightseeing vs Shopping in Pokhara
      • Namaste Nepal! Day - 4, The Wheels on The Van Go Round and Round
      • Namaste Nepal! Day - 3, When they expected a thing from you at Swayambhu, and Feel Breeze in Lalitpur Patan
      • Namaste Nepal! - Tour Day 2 - Nagarkot to Shivaratri
      • Namaste Nepal! Open Tour with StalkingNina on February 2017 - Day 1
    • ► January (2)
      • Bagaimana Gaya Travelling Kamu ?
      • Open Trip Tibet - Nepal Overland Tour with EBC North Face
  • ▼2016 (30)
    • ▼ December (4)
      • Kursus Bahasa Inggris di EF Adults, Harga dan Placement Test
      • Open Trip to Nepal 6D/5N - Kathmandu, Pokhara, Nagarkot
      • Tinggal di Rural Area Nepal, Rasuwa - 2
      • Travel in Fearless
    • ▼ November (4)
      • Tinggal di Rural Area Nepal, Rasuwa - 1
      • The Fail of Travelling
      • Seberapa Mahal Travelling ke Jepang ?
      • Mari Kita Bicara Kasta
    • ▼ October (1)
      • Membuat Visa Jepang itu Mudah
    • ▼ September (3)
      • Nepal is Calling, Time to Discover Langtang Region
      • Ketika Air Asia Punya Promo
      • Hall of Inspiration, A Story About Mahidol Family
    • ▼ August (4)
      • Hill Tribes Village in Thailand, Between Humanity, Minority Tribes, and Tourism
      • Doi Tung Royal Villa, and Mae Fah Luang Sustainable Development Project
      • Siap - Siap ke Thailand Yuk!!!
      • Too Many Destinations, Where should I go ?
    • ▼ June (2)
      • How to Get Cheap Ticket
      • Jomsom - Muktinath, Trekking Through The Sacred Himalaya - 3
    • ▼ May (10)
      • Jomsom - Muktinath, Trekking Through The Sacred Himalaya - 2
      • Jomsom - Muktinath, Trekking through the sacred Himalaya - 1
      • Itinerary Nepal 8N9D
      • Meet Harikrishna & High Himalayan Community Projects Nepal
      • Pokhara - Escape from the Hectic Kathmandu
      • Pashupatinath Temple - 2, Sadhus and Their Life
      • Pashupatinath Temple - 1, between Culture, Dying and Reincarnation
      • Go Abroad Buat Apa ???
      • Why I choosed NEPAL as travel destination in South Asia
      • Cao Dai, Another Religion legalized in Vietnam
    • ▼ February (2)
      • War Remnants Museum, Ho Chi Minh City
      • Vietnam, First Impression!!

Tags Cloud

Annapurna Cambodia Cao Dai CaoDai Charity Chiang Rai Cremation everest God Goddess HHCP High Himalayan Trekking and Expedition himalaya Hindu Ho Chi Minh City Holyman India Iran Itineary Jomsom kagbeni Kathmandu Killing Field Machapuchare marpha Muktinath Museum Nepal Pashupatinath Phewa Lake Pokhara Refugee Religion Sadhu Shelter Shiva tara air Thailand Tibet Travel Trekking Vietnam Vietnam War VOA War Remnants Museum

Unlocking the existing world, because there always more to see than can ever be seen, and more to do than can ever be done

Nina

Nina

  • Home
  • Tour Package
  • ABOUT ME
  • Contact
  • Pages