Doi Tung, mungkin menjadi peringkat 2 untuk masalah tourism di Chiang Rai Thailand, karena peringkat pertama pastinya diduduki oleh The Best Package in Town, Hill Tribe Village, White Temple, dan Golden Triangle. Tapi siapa sangka Doi Tung, atau Gunung Tung, merupakan hasil kerja nyata seorang HRH Princess Mother Sangwan Mahidol diusianya yang ke 87 tahun.
Saat menginjakkan kaki di Chiang Rai Airport, suasana airport begitu unik, airport sederhana dihias banyak bunga anggrek warna warni dengan karpet hijau mengilustrasikan Chiang Rai yang begitu subur. Keluar airport, semua orang yang saya temui sangat rendah hati, menyapa selamat sore, apakah kamu membutuhkan taxi, dan tidak ada sama sekali yang memaksakan diri, semua normal, friendly, dan memberikan kenyamanan terhadap turis.
Dengan membayar 200 Baht, saya melakukan perjalanan dari Airport ke downtown. Sekeliling Chiang Rai Province, hijau, bersih, dan teratur, berbeda sekali dengan border area IndoChina lainnya yang kadang terbengkalai. Karena teracuni oleh kata – kata Mae Fah Luang, yang artinya The Royal Highness From The Sky, sukses mengubah itinerary saya yang tadinya ke White Temple menjadi ke Doi Tung.
Doi Tung, dulunya merupakan daerah hijau dengan banyak hutan, kemudian penduduk datang dari berbagai suku, tidak mempunyai nationality, tidak berpendidikan, tanpa infrastruktur. Untuk hidup mereka menanam jagung dan tanaman lainnya dengan cara menebang hutan. Karena tidak berpendidikan mereka tidak tau bagaimana menggunakan lahan, maka tanah bekas tanamnya menjadi tidak subur. Seiring berjalannya waktu dan jumlah penduduk semakin banyak, kebutuhan panganpun meningkat dan mereka menjadi selalu bergantung dengan natural resource. Menebang hutan baru adalah jalan satu – satunya. Hingga akhirnya hutan tidak tersisa. Namun ketiadaan hutan mengakibatkan tidak terjadinya hujan, sehingga tanah mereka menjadi tandus. Tanah yang tandus mengakibatkan kesulitan untuk menanam, mereka menjadi putus asa, penduduk kekurangan pangan, dan sakit. Karena tidak ada dokter, dan obat – obatan. Para penduduk hanya bergantung pada pengobatan traditional, dan opium sebagai pain killer. Karena hidup semakin sulit, mereka akhirnya semakin erat dengan opium, perlu diketahui opium dapat menghilangkan rasa sakit dan stress dengan instant, sayangnya opium yang menjadi candu merusak seluruh desa hingga ke akarnya. Karena kebutuhan yang sangat banyak sedangkan hidup semakin sulit, para keluarga menjual anak gadisnya untuk mendapatkan uang, AIDS merajalela. Seluruh penduduk hidup dalam kemiskinan, tanpa harapan!
Like a fairy tale, Princess Mother yang sedang jalan – jalan dengan Helicopter melihat lahan tandus dari atas, kemudian beliau melihat permasalahan yang ada. Princess mother dan anaknya (Raja Thailand sekarang) King Bhumibol Adulyadej memulai program pengembalian kesuburan tanah untuk membangun kembali Doi Tung menjadi daerah yang subur, memberikan penduduk sekitar kehidupan yang layak, mengedukasi, mendengarkan segala keluhan penduduk.
Pekerjaan yang mereka lakukan tidak serta merta selesai dalam 1 tahun, tetapi terus berkesinambungan. Memulai dari membuat hujan buatan di atas Doi Tung, memberikan pupuk, penanaman kembali hutan, karena jika tidak ada hutan, maka tidak ada hujan. Ketika hujan datang, lahan yang sebelumnya diberi pupuk akan siap menjadi lahan subur lagi, sehingga mudah digarap menjadi perkebunan kopi ataupun teh. Penduduk diedukasi tentang penggunaan opium, banyak penduduk yang direhabilitasi. Hujan yang deras di gunung mengakibatkan longsor dan banjir di kota. Saat itu juga King Bhumibol memerintahkan pembuatan reservoir atau dam. Dam – dam ini lah yang akan mengalirkan air ke daerah tandus sekitar juga mengatur aliran air ke kota. Air yang berada di kota dibersihkan dari limbah, hingga akhirnya dialirkan ke laut. Tidak lupa, penanaman bakau untuk mencegah abrasi.
Konsepnya sederhana, bahkan orang awampun bisa berfikir seperti layaknya pelajaran sekolah dasar. Namun praktiknya tidak demikian, banyak tantangan yang dihadapi. Setiap hari Princess Mother dan anaknya bekerja tanpa henti. Princess Mother akhirnya mendirikan villa di Doi Tung agar beliau lebih dekat dengan rakyatnya, sementara anakanya King Bhumibol bekerja di lapangan dengan membawa kamera, peta, pensil, dan 2-ways communicator, semua dilakukan dengan pendekatan, tanpa menyalahkan siapapun, memberikan pengertian kepada penduduk sekitar, memberikan perhatian khusus ke setiap individu. Dan yang membuat saya kagum project ini ditangani oleh seorang Princess Mother di usianya ke 87 tahun. Luar Biasa.
Jika kita lihat Doi Tung hari ini, sudah sangat cantik, Hijau di mana mana, tanah subur, perkebunan teh dan kopi yang menghasilkan hasil produksi terbaik. Dan segala hasil produksi didistribusikan ke kota dan ke luar negeri, memberikan timbal balik yang sangat nyata. Jika kita melihat peta Doi Tung dari aplikasi google map ataupun lainnya, maka kita akan banyak mendapatkan reservoir – reservoir buatan untuk menampung air dari pegunungan untuk didistribusikan ke daerah sekitar. Konsep yang sama diimplementasikan juga di Afghanistan, Indonesia, Myanmar, dibawah The Mae Fah Luang Foundation.
Bagi turis, yang banyak ingin tau tentang Doi Tung, Princess Mother, dan keluarganya, bisa jalan – jalan ke Doi Tung Royal Villa Complex. Complexnya dibagi menjadi beberapa spot.
Royal Villa, kita bisa masuk tapi tidak boleh mengambil gambar. Di dalam nanti diberikan audio tour, menceritakan siapa sebenarnya Princess Mother, apa yang beliau kerjakan di Villa ini, bagaimana kehidupan masa tuanya. Terdapat 23 point audio tour, kira – kira 1 jam untuk mengelilingi full villa dengan audio tour.
Mae Fah Luang Garden, Princess Mother yang hobby bercocok tanam pernah membuat statement, kira – kira begini, Tanaman dan bunga – bunga itu cantik dan banyak jenisnya, dan tersebar di seluruh dunia. Namun tidak semua orang berkesempatan untuk melihat bunga – bunga itu dengan cara travelling keliling dunia. Oleh karenanya, beliau akan membawa bibit – bibit tersebut dan menanamkannay di sini, sehingga penduduk Thailand dapat melihat hal yang sama. Maka dibuat lah Mae Fah Luang Garden, dengan banyak koleksi bunga dan tanaman dari seluruh dunia.
Hall of Inspiration, museum yang menjelaskan tentang Mahidol Family, apa yang dikerjakan, bagaimana masa muda mereka, siapa sebeneranya Princess Mother, dan tentu saja kata – kata dari kerajaan yang menginspirasi kita semua untuk selalu bekerja untuk orang lain. Museumnya menyajikan display yang sangat interaktif dan high tech, namun bagi yang bosenan dan ngga suka baca, ngga suka biografi orang, lebih baik tidak k sini. Saya sendiri menghabiskan waktu hampir 2 jam di sini. Love it to the moon and back.
Mae Fah Luang Arboretum, atau kebun botani yang mengoleksi beberapa tanaman Royal Family, juga terdapat library dan observatorium dengan pemandangan indah disekelilingnya. Jangan pernah lupa, tanah di sini dulunya ditanami opium, hanya opium.
Souvenir Shop, hasil dari perkebunan Mae Fah Luang.
4 spot teratas harga masuknya sekitar 90 Baht (1 spot) tp kl kita beli 4 spot, didiskon menjadi 220 Baht.
Bagaimana Pergi ke Doi Tung :
by Bus,
Menggunakan bus dari Old Terminal atau Terminal 1 Chiang Rai ke Mae Sai, lalu dari Mai Sae naik Songtheaw ke Doi Tung.
by Taxi, or Rent Car
Negotiable, 800$ – 1000$
Kompleks Royal Villa ini luar biasa luasnya, siapkan fisik anda, jangan lupa bawa topi atau atau payung kalau siang ya..
Happy Travelling, Happy Exploring!!
rlo9ry
v312zv
lnmst8
v6o84l
nl42k8
sgcaml
t7c539