Baru semalam teman meng- tag saya di Facebook, kira – kira bilang gini, beb.. lo jangan ke India beb.. Jangan pergi sendirian, i do care about you.. that’s why i told you so.. ini gegara ada berita kalau terjadi lagi pemerkosaan di India, dan korbanny diperkosa bergilir di New Delhi.
Saya yang pikiran tentang India-nya sudah di ubun – ubun, yang kalo tiap memejamkan mata selalu mengidamkan bentangan The Great Himalaya, yang tiap saya melihat orang agak Salman Khan dikit langsung pingin tanya, “kamu pernah ke Varanasi ngga ?” tentu saja baca berita kaya begitu cuma masuk mata memandang.. lalu lupa lagi setelah berkedip (kl beritanya didengar, maksudnya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri).
Ok let me speak about this.
Travelling itu harus Fearless. Fearless bukan berarti menyepelekan, ngeyel, ataupun menantang Tuhan, ataupun sombong. Fearless di sini artinya more aware. Jika memang keinginan sudah mendarah daging ya, berangkat saja.. tapi memang harus lebih aware dengan segala sesuatu. Kalau pergi ke Jepang dan bisa jalan – jalan sampai tengah malam, ya berarti di India ngga bisa. Kalau pergi ke Malaysia masih bisa makan dan minum ditraktir orang yang baru kenal, berarti di India harus lebih hati – hati, dan jangan mudah untuk percaya sama orang.
Kenapa hars fearless? karena kalo kamu takut terus.. ya kapan berangkatnya ?? Orang yang terlalu takut untuk travelling, akan selalu mencari alasan, travelmate lah, harus ada yang cowok lah, harus bawa yang ototnya gede lah, harus jago kempo lah, takut nyasar lah.. Kapan lo bisa percaya akan diri lo sendiri kalau selalu ngandelin orang lain? Padahal travelling itu salah satu tujuannya adalah memberikan waktu terhadap diri sendiri, agar kita kenal siapa sih yang disebut myself itu. Dan cara terbaik untuk kenal “siapa saya” adalah kamu sendiri, dan hanya memutuskan sesuatu tanpa kepala orang lain. Saat keputusanmu benar, kamu akan merasakan confindent, tp saat keputusan kamu salah, kamu akan berfikir harus apa dan bagaimana, nah tahapan ini yang membuat kamu semakin dewasa dan understand your surrounding.
Another thing is.. kita ga bisa mengeneralkan India menjadi suatu negara yang totally bejat buat orang – orangnya. India itu besar… dan diversityny juga banyak. Kualitas orang – orang yang tinggal di utara saya pikir tidak bisa generalkan sama dengan yang tinggal di selatan. Karena majoritynya saja sudah beda. Walaupun etnis Ladakhi atau Kashmiri di India dibilang minoritas, tapi di daerahnya sendiri sana, ya mereka pastinya mayoritas. Dengan kehidupan yang tidak berbeda dengan Nepali yang berada di kaki himalaya macam Mustang sana.
Saya selalu berfikir positif di mana pun, walaupun teman – teman saya sering bilang, kalau kamu jalan di Nepal, harus selalu aware dengan orang Thamil ya.. mereka itu penjahat hebat, pencopet, dan mereka selalu berkelompok. Saat saya di Malaysia pun mendapatkan petuah yang sama, dari seorang Nepali. But, I want to discover India, no matter hard it is, i will experience myself, dan selalu positif thinking.. Selalu ada orang baik, dimanapun.
vgzj92
9cji33
s0vsdh
a20prp