Kita memang berencana untuk trekking 1 hari. Setelah malam hari bertemu salah satu guide yang akan menemani kami semua ke Dhampus. Setelah all screening process, akhirnya saya dan guide sepakat kalau rute yang akan dilalui adalah, Kunde – Australian Camp – Dhampus – lalu berakhir di Phedi. Wawancaranya sederhana, berapa usia peserta, apakah ada yang mempunyai penyakit tertentu, dan apa tujuan trek ? Ya, saya sih cm jawab, mereka dalam keadaan fit, umur sekian, sekian, dll. Tujuan treknya, village life sukur sukur bisa lebih dekat liat Annapurna Range. Dan taksiran saya trek 4 – 6 jam (slowly walk). Akhirnya dikasihlah rute di bawah. Kira – kira skenarionya begini (bisa juga dicontek nih..), Kita diantar ke Kande sekitar 45 menit – 1 jam dari lake side, naik van. Lalu climb up.. kira – kira 2 jam kl slowly walk. Treknya naik ya… kalo bukan tanjakan, berarti ada tangganya.. gitu aja. Dan sampai di Australian Base Camp, di sana bisa makan siang, bisa liat pemandangan Annapurna Range. Lalu kita akan evaluasi, apakah akan lanjut ke Dhampus lalu ke Phedi. Turun ke Dhampus lebih berat karena trek nya butuh waktu 4 jam sampai di Phedi (trek turun). Nanti di Phedi akan dijemput dengan […]
- Home
- Archives for 2017
Kata orang, jika malam hari kamu bisa melihat bintang, kemungkinan esok pagi akan cerah. Dan benar saja, hotel kami menginap malam itu mempunyai roof top untuk duduk – duduk, tapi sayangnya cuaca jelek sekali. Sejak perjalanan ke Pokhara cuaca memang sangat hazy, dan bintang pun sukses tidak ada yang muncul. Tapi bagaimanapun, besok kita tetap harus hunting sunrise ke Sarangkot. Kami berangkat dari hotel pagi itu pukul 5 pagi, karena sunrise pukul 6.30. Sampai di Sarangkotpun ternyata masih terlalu cepat, alhasil kita ngopi2 dulu deh. Setelah selesai ngopi, kita langsung berjalan beberapa meter ke hill side yang tidak terlalu besar sambil menunggu matahari muncul. Dannnn benar saja, ternyata pagi itu keadaan terlalu berkabut, sehingga Annapurna Range tidak dapat terlihat. Ya.. terlihat sih… tp remang – remang. Tetapi emang dasar teman2 semua ngga bisa liat orang buka lapak.. jadi semua turis tetep aja nungguin matahari naik, lha ini grup 200 ilang semua… ternyata lagi godain dai – dai yang jualan pashmina.. 400 (four hundred ya, four hundred).. i don’t have money.. four hundred.. udh seru banget nawarnya. Kan aneh ya.. biasanya itu orang pulang liat sunrise bawa foto.. lha ini bawa sekantong plastik gede isinya pashmina, kalung, gelang.. ngeborong nih yeee….. […]
Melewati 3 hari di Nepal, rasanya itu lamaaa banget. Ya karena kita tripny terlalu santai, ngga diburu sana – sini. Belanjaan peserta di Thamel sudah mulai terlihat mengambil space di bagasi. Lidah juga sudah mulai terbiasa dengan makanan ala – ala India. Yah.. walaupun kami lebih sering order western food. Hari ke – 4, kita mulai packing – packing barang untuk menginap 3 malam di Pokhara. Semua yang tidak diperlukan seperti baju kotor, oleh – oleh, dan barang2 yang useless, kami tinggal sementara di Thamel. Perjalanan ke Pokhara, start jam 8 pagi.. ya biasa lah ngaret dikit.. Pagi itu cuaca berkabut dan berawan, sepanjang jalan sudah tidak bisa melihat langit biru.. Duduk di posisi sebelah kanan pun tidak memberikan pemandangan gunung Ganesh Himal dan Manaslu. Syam, driver kami memang seorang yang sangat bertalenta. Dia sabar sekali dengan keadaan jalanan, bus – bus yang selalu meminta jalan di depan, terus menerus mengklakson dan membuat sakit kepala. Para supir bus ini hanya dia dan Tuhan yang tau mau stop atau belok kemana. Jalanan ke Pokhara juga beberapa kali menyempit dan harus bergantian lewat dari 2 arah. Jalanan berbatu, dan terkadang mendapatkan pemandangan jurang yang dalam di sisi kanan. Perjalanan ke Pokhara sebenarnya […]
Namaste Nepal! Day – 3, When they expected a thing from you at Swayambhu, and Feel Breeze in Lalitpur Patan
Nepal/Open TripHari ke – 3 kami terbangun dari Hotel di kawasan Thamel. Saya sengaja mengambil hotel yang tidak jauh dari Thamel Marg, tepatnya di Z-Street. Mungkin kalau dibilang, gang inilah yang paling saya suka dari sisi penginapan. Karena tidak terlalu bising. Sayangnya saat itu sedang ada perbaikan jalan jd lumayan juga suaranya. Dan gonggongan anjing juga beberapa kali mengganggu tidur. Untuk hotel saya mengcombine dari hotel bintang 2, 2.5, hingga bintang 3. Nepal di city side sudah tidak krisis listrik lagi, jadi tidak perlu khawatir untuk wifi dan charge HP. Oh iya ngomongin tentang HP, ternyata di Nepal ini jika ingin membeli simcard memerlukan fotokopi paspor dan pas foto berwarna. Kemarin sempat membeli simcard Ncell seharga 350 rupee, lalu isi ulang pulsa 1000 rupee. Eh ternyata kebanyakan permirsah…. paket internet 2500rupee sudah dapat 1G untuk masa aktif sebulan. Tapi ya percaya tidak percaya untuk 3 minggu saya pribadi menggunakan paket data kira – kira 3G. Well.. terbangun di Kathmandu dan pagi hari, kita langsung sarapan, siap2 dompet, passpor, kamera, lalu kabur ke Swayambhunath. Swayambhu memang paling cocok dikunjungi dipagi hari. Dan rata – rata semua penjual aksesoris di sini (sepanjang tangga ke atas) menjual dengan harga murah. Yah ini penilaian saya […]
Tidak bisa dipungkiri akhirnya saya jujur kalau belum pernah ke Nagarkot. 2x ke Nepal dan belum pernah di Nagarkot dan langsung bawa peserta buat sunrise di sana. Spot nya aja ngga ngerti. Cuma bermodalkan rekomendasi tempat dari sana sini. Nagarkot secara struktural adalah kawasan resort. Tempat orang – orang kaya Nepal pada jalan2 ngabisin duit di hotel mahal. Lha bagi kami yang budget backpacker mana bisa ?? Akhirnya pilihan jatuh ke Cafe du Mont and Lodge. Resort ini punya 2 bangunan berbeda. 1 bangunan lama yang lengkap dengan restoran dengan view mountain, dan 1 bangunan baru yang dihentikan pengerjaannya. Nah karena dari foto nya, bangunan baru ini lebih ok dalamnya, akhirny saya putuskan untuk tidur di bangunan baru. Tapi 1st impressionny adalah.. bangunan ini tidak terlihat bagus dari luar. Tp yang namanya hot water, AC, selimut, semua lengkap kap.. Letak resort ini agak susah.. karena harus lewat gang kecil. Hari juga sudah gelap. Karena peserta juga semua sudah capek, ditambah lagi liat bangunan yang kaya bedeng belum jadi.. sehingga pingin cepat – cepat masuk kamar. Tiba – tiba, ada seorang bapak bule dengan 1 orang anak berjalan ke arah bangunan sambil pegang kunci. Setelah basa basi sedikit dengan bapak itu, si […]
Yeayy.. akhirnya berhasil pergi ke Nepal lagi.. dan kali ini pergi ke Nepal dengan 5 orang peserta tour yang keceh – keceh. Kami sebelumnya belum pernah bertemu satu sama lain. Sempat ragu juga dengan peserta ini karena mereka nyaris tidak ada interaksi di group WA yang saya buat. Kalaupun ada yang bercanda – bercanda palingan mereka cm jawab seadanya. Tetapi sesampainya kami di Nepal, huahhaa.. semua kartu terbuka. Dari yang tukang foto, tukang belanja, sampai yang tukang godain cewek lewat juga ada. Pertemuan pertama kami di Kuala Lumpur, semua peserta pastinya masih terlihat jaga sikap dan malu malu. Dapat 1 hari di Nepal, semua berubah menjadi memalukan. Grup ini kami beri nama 200 #twohundred. Kenapa namanya 200, karena tiap kami belanja, berapapun si tukang jualan bilang harga, kami selalu menawar dengan harga start 200 rupee. Ya, ada yang langsung deal, ada juga yang ngomel ngga karuan, tapi ya bodo amat lah, toh mereka ngomel pake bahasa Nepal kan.. jadi kita palingan ketawa – ketawa aja. 5 Peserta, yang selalu senang bersama, sorry trip ini ngga pernah susah. Asiknya lagi si mba Diana ini ternyata bisa membaca garis tangan, jadi aja kita diramal blak blak-an sama beliau. Dan yang paling […]