Pashupatinath Temple, merupakan salah satu temple yg harus saya datangi saat berada di Nepal. Saat pagi hari buka jendela kamar, suhu menunjukkan 15 derajat, cukup sejuk untuk memulai perjalanan ke Pashupatinath Temple. Maka kami bergegas mencari taksi dan dapat harga 400rupee dari Thamel. Kuil Pashupatinath ini searah bandara Tribuvan Airport dari Thamel, dan salah satu UNESCO World Heritage Site.
Untuk masuk ke kuil ini harus membayar tiket entrance sebesar 10$ atau 1000Rs, cukup tipisin dompet menurut saya sih. Di kuil ini akan ada seorang guide yang bisa kamu hire untuk menjelaskan ttg semua kuil ini. Saya pun masuk sini pakai guide juga, sayang kl ngga menghire guide udh jauh – jauh masa cm dapet poto doank.
Kuil Pashupatinath (Main Temple) hanya dapat dimasuki oleh orang Nepal, India, Bangladesh, Sri Lanka – Hindu. Saya mah apa atuh ngga boleh masuk. Udah bilang juga sama guidenya, ayolah kang, tampang gw kan hidung mancung kulit eksotis, eh dibilang sama dia tetep kaga boleh.. katanya elo salah kostum! Haisshhh…
Kuil Pashupati terbagi menjadi beberapa spot, Main Temple (ngga boleh masuk), Dying Center (ngga boleh masuk), Cremation Area, Sadhu Cave (ngga boleh masuk – mau ngapain jg masuk sini), dan beberapa temple dengan beberapa lingam di dalamnya.
Tidak ada yang tau kapan Kuil Pashupatinath berdiri, Kuil Pashupatinath adalah kuil yang sangat disucikan oleh penganut agama Hindu Nepal dan India. Mereka ke sini untuk menyembah dewa Shiva salah satu dewa penting dalam ajaran Hindu. Dewa Shiva sangat erat kaitannya dengan hewan, menurut cerita saat itu Dewa Shiva bersama dengan istrinya sedang jalan – jalan dan melihat keindahan Bagmati River, lalu untuk mengexplore lebih berubahlah Dia bersama istrinya menjadi Rusa. Pada saat diminta oleh Dewa – dewa yang lain untuk kembali ke bentuk semula, Shiva tidak mau, dan akhirnya terjadi perkelahian dan saat itu Shiva kehilangan salah satu tanduknya. Dan tanduknya menjadi Lingam pertama di Pasupatinath. Lingam tersebut kemudian hilang, dan ditemukan kembali oleh penggembala sapi, dan sapi – sapi tersebut mengubur Lingam dengan susu mereka.
Karena itu pula setiap hari, pemerintah Nepal menyediakan ratusan liter susu untuk dibawa ke Main Temple dan para pendoa akan menuangkan susu tersebut ke Lingam yang ada di sana. Sakit hati rasanya saya ngga boleh masuk. Di dalam Main Temple juga terdapat patung Sapi raksasa yang dilapisi emas, di depan patung sapi itu juga terdapat patung sapi kecil, yang katanya tiap peziarah yang datang akan menaruh hartanya ke perut sapi itu, sampai akhirnya penuh. Ada emas, berlian, uang. Pada saat gempa 2015 lalu, beberapa atap kuil runtuh dan dengan terpaksa perhiasan yang ada di perut patung sapi digunakan untuk merenovasi temple yang rusak.
Dewa Shiva sangat erat kaitannya dengan hewan, maka umat Hindu tidak diperbolehkan membunuh ataupun memakan hewan, seperti Sapi, Anjing, Monyet, dll. Karena di samping Shiva bertransformasi ke hewan di atas, beberapa binatangpun menjadi alat transportasi dewa dewa Hindu.
Para umat hindu dari India dan Nepal banyak yang mempunyai impian untuk meninggal di sini, karena bagi siapa yang meninggal di sini akan reinkarnasi menjadi manusia. Oleh karena itu banyak orang yang sakit dan dokter sudah tidak mampu untuk mengobati akan tinggal di sini beberapa saat menunggu kematian mereka. Mereka akan tinggal di sebuah kamar, saya sebut saja dying center ya.. karena saya ngga tau namanya apa. Nah, beberapa mahasiswa kedokteran dan volunteer juga banyak yang kerja praktek di sini untuk membantu mereka.
Pada saat umat Hindu tersebut meninggal dunia, maka pada saat itu juga akan dilakukan kremasi tepat dipinggir sungai Bagmati (secepatnya). Umat Hindu menggunakan kelapa dan lemak, untuk mempertahankan Api tetap menyala hingga kremasi selesai. Setelah kremasi selesai, abu tersebut ditaburkan ke Sungai Bagmati dan umat tersebut menyelesaikan perjalanan hidupnya dengan perjalanan di Sungai Bagmati yang berasal dari Himalaya dan pada akhirnya akan bertemu dengan sungai suci umat Hindu yang sangat terkenal Gangga.
Jika pergi ke sini, bau pembakaran mayat akan sangat unik, karena mayat tersebut dikembalikan ke alam dengan rempah – rempah, sehingga kita tidak akan mencium bau pembakaran daging ataupun bau bangkai.
Menurut saya kuil ini sangat unik, sangat direkomendasikan untuk para pelancong yang ingin belajar dan ingin tau tentang Hindu dan hidup setelah kematian. Di kuil ini tiap pagi terdapat pendeta berjubah merah yang akan memimpin doa para umat Hindu. Pendeta tersebut dipilih dan bekerja selama 1 tahun, diberikan kehidupan layak oleh pemerintah, dan saat memasuki kuil, pendeta tersebut akan dikawal tentara berlaras panjang dengan cukup banyak. Saya sempat tanya, kenapa perlu dikawal? apakah orang ini banyak musuhnya? dan Kamal, guide saya saat itu bilang, dia tidak berbahaya, hanya saja beberapa waktu lalu ada pemberontak Maoist yang beraliran komunis ingin menghancurkan kuil dan membunuh beberapa petinggi di kuil ini. Ahhh.. Manusia… ngga pernah ada puasnya.
w08ygc
thfyv8
aujvbb
kzx3n1
66xd09