Ke Nepal itu ngga cukup sekali, dan korbanny yang kena sihir ini udh banyak. Saya pun sekarang punya banyak kenalan dengan orang yang sudah lebih dari 2x bolak balik ke sana. Intinya Nepal itu luar biasa, sayapun ikut keracunan, padahal udh memantapkan diri untuk tahun depan aja ke sana lagi, tapi pas liat tiket promo, hatikupun payah pendiriannya, jadilah itu tiket ke issue untuk Oktober 2016. Sebelum ke Himalaya, saya tidak pernah trekking. Jadi trekking pertama saya itu ya di Himalaya sana, ke Muktinath 3800 mdpl, mungkin lebih tinggi sedikit dari Bromo kalau di sini. Waktu saya di Muktinath saya benar – benar merasa Dunia ini luas sekali, dan banyak orang dengan berbagai diversity dan latar belakang. Saya bertemu banyak tourist dengan bahasa antah berantah, saya juga bertemu orang turunan India, turunan Tibet, bahkan keduanya. Saya melewati carut marut Kathmandu, ketenangan Pokhara, dan berjalan di daerah kering Mustang Region. Trip ke Nepal bulan Mei lalu yang membuat saya melihat dunia ini lebih berwarna. Sekarang saya kemana – mana lebih sering jalan kali, ah cuma 3 kilo, jalan pelan – pelan juga sampai. Jalan – jalan ke Negara lain juga jadi lebih pede, pokoknya setelah trekking itu dan bertemu orang – […]
- Home
- Blog
Mungkin kalo Air Asia ngga ada di dunia ini, saya ga bakalan keliling IndoChina. Cuma Air Asia yang senantiasa mendukung perjalanan saya dengan promo spektakulernya. Gimana ngga spektakular coba, Jakarta – Kuala Lumpur bisa didapatkan dengan 160.000 IDR, Jakarta – Singapore 150.000 IDR, Kuala Lumpur – Bangkok 120.000 IDR, Bangkok – Chiang Rai 80.000 IDR. Jadi siapa yang bilang kl saya adalah OKB (Orang Kaya Baru) ?? No Man… Saya cuma memanfatkan kesempatan yang diberikan maskapai yang sering dihina – hina oleh penumpangnya lantaran sering delay dan cancel penerbangan, juga dihina para bule gegara kaki mereka mentok kursi depan, *kesian deh lo!! Ketika kamu naik Air Asia, ya ngga usah banyak tuntutan, yang namanya Budget Flight, jangan ngarepin yang namanya gratis makan (makan di AA, kiranya 50.000 IDR), kursi macem bus antar kota antar propinsi, dan ngga punya bagasi. Bagasi di Air Asia itu bisa minimal 200.000 IDR lho, sekarang bayangin.. jika saya pergi ke Vietnam pesawat itu minimal beli bagasi 2x, untuk Ho Chi Minh City – KL 200.000 IDR lalu KL – CGK 200.000 IDR , total udah 400.000 IDR doank. Buat traveller kere macem saya keluarin duit 400.000 IDR buat bagasi.. mending saya beli tiket lagi ke […]
Jalan – jalan keluar negeri memang memberikan pengetahuan tentang siapa tokoh yang sangat berjasa di sana. Sebut saja Mahatma Gandhi di India, Chairman Mao di China, Ho Chi Minh di Vietnam, Aung San Suu Kyi di Burma, dan saat saya pergi ke Thailand, Princess Mother Sangwan Mahidol yang menjadi bintang paling terang di negaranya. Sebelum ke Thailand, saya tidak pernah tau siapa Princess Mother ini, saya taunya hanya Royal Palace di Bangkok, dan pasar Chatucak. Itu saja sepertinya. Saya tidak pernah peduli dengan tokoh di belakangnya. Yah yang namanya raja, paling hidupnya ya gitu – gitu aja. Tidak jauh dari memberikan bantuan kepada yang tidak mampu dan anak – anaknya diharuskan mengikuti wajib militer. Tapi setelah saya ke Royal Villa di Doi Tung, saya mulai mengenal Princess Mother, kisahny bagaikan dongeng. Semua kisah hidup, dan kata – kata inspiratifnya dikutip dan dipajang di Museum modern dengan sentuhan high technology bernama Hall of Inspiration. Dari luar Hall of Inspiration tampak sederhana, agak gersang malah, dibandingkan dengan taman belakangnya Mae Fah Luang. Entrance ticket 90 Baht, museum full AC, lumayan untuk sejuk – sejukan setelah keliling taman. Masuk pertama kali ke Exhibitionny akan terpampang foto – foto Raja Thailand King Bhumibol Adulyadej, […]
Hill Tribes Village in Thailand, Between Humanity, Minority Tribes, and Tourism
ThailandDisamping KEPO, Manusia itu selalu berkeinginan untuk fulfill their life dari hal – hal yang tidak mereka dapatkan in their daily routine. Katakanlah seorang kaya dari dunia barat setiap hari pergi kerja naik kereta cepat, dengan ketersediaan informasi kedatangan nyaris tidak pernah salah. Saat mereka menentukan tujuan untuk berlibur ke luar negeri, mereka mencari sesuatu yang slow, easy going, bahkan kehidupan yang sangat bertolak belakang dengan kesehariannya. Contoh, mereka memutuskan untuk ke Indochina dan sangat excited naik Tuk Tuk, atau naik Bajaj di India. Hidup dengan penduduk local yang masih sangat traditional untuk kesehariannya. Mereka tidak masalah tidur di atas ranjang kapuk di pegunungan Himalaya, atau bahkan mencoba untuk membajak tanah dengan kerbau di desa Asia. Lain hal nya dengan orang – orang kelas menengah di Asia, sebut saja Indonesia, Jakarta dengan segala semrawut jalanannya, tiap hari naik ojek, untuk melalui macet, tidak jarang juga naik bajaj untuk sepulang dari pasar untuk masuk komplek. Giliran mereka mendapatkan jatah liburan ke luar negeri, tidak jarang mereka lebih memutuskan ke Jepang supaya bisa merasakan Shinkansen, atau tidur di hotel mewah dan menikmati luxury spa. Mereka akan berpikir 10x, bahkan lebih sering menolak jika diajak pergi ke negara yang hampir sama dengan […]
Doi Tung Royal Villa, and Mae Fah Luang Sustainable Development Project
Life Thoughts/ThailandDoi Tung, mungkin menjadi peringkat 2 untuk masalah tourism di Chiang Rai Thailand, karena peringkat pertama pastinya diduduki oleh The Best Package in Town, Hill Tribe Village, White Temple, dan Golden Triangle. Tapi siapa sangka Doi Tung, atau Gunung Tung, merupakan hasil kerja nyata seorang HRH Princess Mother Sangwan Mahidol diusianya yang ke 87 tahun. Saat menginjakkan kaki di Chiang Rai Airport, suasana airport begitu unik, airport sederhana dihias banyak bunga anggrek warna warni dengan karpet hijau mengilustrasikan Chiang Rai yang begitu subur. Keluar airport, semua orang yang saya temui sangat rendah hati, menyapa selamat sore, apakah kamu membutuhkan taxi, dan tidak ada sama sekali yang memaksakan diri, semua normal, friendly, dan memberikan kenyamanan terhadap turis. Dengan membayar 200 Baht, saya melakukan perjalanan dari Airport ke downtown. Sekeliling Chiang Rai Province, hijau, bersih, dan teratur, berbeda sekali dengan border area IndoChina lainnya yang kadang terbengkalai. Karena teracuni oleh kata – kata Mae Fah Luang, yang artinya The Royal Highness From The Sky, sukses mengubah itinerary saya yang tadinya ke White Temple menjadi ke Doi Tung. Doi Tung, dulunya merupakan daerah hijau dengan banyak hutan, kemudian penduduk datang dari berbagai suku, tidak mempunyai nationality, tidak berpendidikan, tanpa infrastruktur. Untuk hidup mereka […]
Tahun lalu, iya tahun lalu.. saya kepincut tiket murah 120rb KL – CGK maksudnya ya beli aja gitu entah mau pergi ke mana.. ternyata seiring berjalannya waktu dapatlah tiket ke Thailand, KL – BKK 160rb, Bangkok – Chiang Rai 80rb, dan Chiang Rai – KL 500rb, sementara CGK – KL nya jatuh diangka 150rb.. Alhamdulillah… akhirnya lengkap saya mau ke ke mana. Sebenernya sih saya ngga terlalu suka sama Thailand, terlalu massif, terlalu mainstream, terlalu over *coba artiin sendiri*. Padahal rata – rata orang Indonesia, plesiran ke Thailand itu populer banget. Berhubung tiket udah lengkap dan saya cuma punya 5 hari di Thailand. Sorry jack saya mah perginya bukan ke Bangkok, Chiang Rai adalah tujuan utama saya. yes, apalagi kalo bukan tergoda liat si putih cantik Wat Rong Khun. Dari dulu saya cukup penasaran dengan kuil ini, kenapa dibuatnya putih semua ya.. Dan alasan lainnya adalah, kuil di Bangkok beserta Grand Palace nya gede banget dan keren kan.. jadi pergilah kita ke yang kecil – kecil dulu ya.. biar ga shock pas liat yang gedean. Setelah Wat Rong Khun, tentu saja saya pingin juga donk liat ke Golden Triangle, Siapa sangka Asia Tenggara punya Golden Triangle, karena yang saya tau […]